Kamis, 22 September 2016

PRESIDEN DIREKTUR PT KALBE FARMA TBK, BERNADETTE RUTH IRAWATI SETIADY





Indonesia mempunyai dua wakil dalam daftar wanita eksekutif yang paling berpengaruh dalam duania bisnis. Salah satu diantaranya adalah orang nomor satu di PT Kalbe Farma Tbk, Bernandette Ruth Irawati Setiady

Sejak merintis karir di Research and Development PT Bukit Manikam Sakti, Bernadette Ruth Irawati Setiady, tak pernah ambil pusing tentang jabatan apa yang akan diwariskan para petinggi PT Kalbe Farma Tbk kepadanya.

Kepemimpinan Ira berhasil membawa perusahaan meraup omset senilai USD 1,2 miliar atau Rp 11,6 triliun, sehingga perusahaan farmasi itu memiliki kapitalisasi pasar USD 5,68 miliar atau Rp 55,1 triliun.

Perusahaan ini pun sukses menjadi perusahaan farmasi dengan sepuluh kantor di luar negeri. Tanpa dianggap sebagai suatu kepuasan, pencapaian tersebut sekaligus suatu kepuasan, pencapaian tersebut dijadikannya sebagai sebuah tantangan besar agar bisa terus berinovasi, tumbuh, dan berkembang.



PRESIDEN DIREKTUR PT EFRATA RETAILINDO, MICHELLE TJOKROSAPUTRO






Usai sukses menyelamatkan kerajaan bisnis keluarga yang menghidupi lebih dari 10.000 orang, Michelle memilih membangun kerajaan batiknya sendiri dari nol. Dia percaya 53 titik butik Bateeq di Indonesia memberikan opsi tampilan batik modern Indonesia yang terus bekembang.

Michelle Tjokrosaputro merupakan salah satu perempuan pengusaha inspiratif yang ulet. Sebelum memmulai lembaran baru di Bateeq, dia ‘jatuh bangun’ menyelamatkan PT Dan Liris dari kebangkrutan di tahun 2000. Sama halnya dengan memandang Indonesia dia usia 71 tahun sebagai bangsa yang pantang menyerah.

Sekembalinya dari Paris, dia tak canggung turun tangan menyelamatkan perusahaan yang menghidupi lebih dari 10.000 orang. Dalam waktu 10 tahun, dia membangkitkan kembali PT Dan Lirs sebagai perusahaan sehat. “Perjuangan menyelamatkan perusahaan ini demi ayah saya. Sebelum meninggal, beliau berpesan untuk menjaga Dan Liris tetap hidup,” kenangnya. Sejak 2012 memimpin PT Efrata Retailindo, darah pembisnis batik tetap mengalir dalam diri Michelle. Produk pertamanya adalah Bateeq dengan konsep segar dan kekinian.

Dalam pengelolaan bisnisnya, Michelle serius menerapkan kesetaraan genre. “Di perusahaan kami, lebih dari 50% pegawai saya perempuan. Beberapa posisi penting diisi oleh perempuan. Salah satu kegiatan CSR perusahaan kami yang memberikan aneka pelatihan handicraft kepada ibu-ibu di Solo, Temanggung, Bantul, dan Cirebon yang hasilnya akan diekspor ke berbagai negara di Eropa maupun Amerika. Mereka berkarya sekaligus menopang ekonomi rumah tangga,” ungkap ibu tiga putra ini.

Sejak dua tahun berdiri, 35 butik Batteq telah dibuka dengan penyebaran di Jakarta, Makassar, Palembang, Batam, Denpasar, Manado, dan Balikpapan. Tengah tahun ini, jumlah butiknya mencapai 53. Buteeq pun hadir menjadi butik fashion pertama  di Stasiun Gambir, Stasiun Bandung, danStasiun Gubeg Surabaya. Michelle menginginkan Bateeq sebagai butik fashion  pertama yang hadir di semua stasiun kereta Indonesia.


ANDI WIJAYA, CEO PRODIA LABORATORIUM




Waktu Prodia berdiri, saya tinggal di Solo. Saya alumnus Institut Teknologi Bandung jurusan Farmasi, lulus 1963. Saya ditempatkan di Tawangmangu (Jateng), bekerja di kebun obat. Waktu di Solo, saya diminta mengajar Kimia Klinik di Universitas Atmajaya. Semua sarjana Farmasi disuruh mengajar, termasuk saya. Mengajar Kimia Klinik ini mengubah hidup saya yang sebetulnya bukan bidang saya.

Selain itu, disuatu rumah sakit saya pernah ngomong dengan salah seorang dokter, hati-hati kalau membutuhkan darah, karena pemeriksaan darah keliru. Dokter bilang, mengapa kamu tidak bikin laboratorium. Saya bilang, saya tidak punya uang dan tidak mengerti laboratorium klinik. Namun, dokternya menganggap saya ahli karena mengajar Kimia Klinik. Akhirnya, saya dan teman-teman berpikir dan membuka laboratorium klinik. Tahun 1973, kami berempat masing-masing menyetor uang Rp 45.000 untuk mengontrak ruangan di Pasar Nongko, Solo. Ruangannnya kecil.

Setelah dikelola dua tahun, pada 1975, kami membuka cabang di Jakarta, di garasi Apotek Titi Murni di Salemba. Saat berdiri laboratorium di Solo itu, omzet bulan pertama Rp 37.500 dari enam pasien. Padahal, untuk gajih dua orang dibutuhkan biaya Rp 50.000. Jadi, tidak cukup. Setelah setahun mulai bagus. Tahun 1975, merambah ke Jakarta.

Setelah 43 tahun, ada 256 cabang di seluruh Indonesia, di seluruh provinsi, kecuali Bengkulu, Kalimantan Utara dan Papua Barat. Jumlah pasien pada 2015 mencapai 2,3 juta setahun. Omzetnya Rp 1,2 triliun. Karyawan 3.500 orang. Prodia termasuk terbesar keenam di dunia. Saingannya, Amerika Serikat, Brasil, Mesir, India dan Tiongkok.

Di Indonesia peluang masih besar, yaitu 250 juta orang. Masyarakat kelas menengah juga terus meningkat, mencapai 90 juta orang. Pesaing dari luar negeri justru mau masuk ke pasar Indonesia. Namun, tantangan untuk bisa masuk cukup besar. Dua laboratorium dari Australia mau masuk, tetapi akhirnya tutup. Malaysia juga mencoba masuk dan membuka laboratorium di Medan, tetapi tidak laku.

Untuk keperluan laboratorium dibutuhkan pereaksi atau reagent. Banyak pereaksi yang harus diimpor. Kami baru bisa melayani 5 persen dari total kebutuhan. Kami juga mengimpor alat. Saya mempunyai cita-cita anak perusahaan Prodia Group yang sekarang mengimpor alat, suatu saat dapat merakit pembuatan alat.



CEO PT XL AXIATA, DIAN SISWARINI






Lulusan teknik elektro ITB ini memulai karier di saat XL sejak masih di bawah naungan PT Excelcomindo sebagai radio engineer. Setelah 20 tahun berkarier di dunia telekomunikasi, dia kemudia dipercaya sebagai CEO PT XL Axiata.

Ketika ditanya apakah makna sukses bagi dirinya? Dian berpendapat arti sukses tiap orang memang berbeda-beda. “Jika anak saya bisa masuk ke sekolah pilihannya dan sembuh dari penyakit yang dideritanya, ini bisa dikatakan merukapakan sebuah kesuksesan bagi seorang ibu. Saat saya berhasil mengembangkan kompetensi para karyawan, hal tersebut menjadi kesuksesan saya sebagai leade. Supaya tetap termotivasi, kita harus memiliki banyak success, baik yang skalanya kecil maupun besar.” Ujar perempuan kelahiran 5 Mei 1968 ini.

Persaingan di antar operator untuk memberikan layanan telekomunikasi yang semakin cepat dan berkualitas menjadi kian ketat. xL meyakini bahwa trend permintaan data di tahun 2016 akan meningkat. Mengiringi implementasi layanan 4G LTE yang telah dimulai secara komersil sejak akhir tahun 2015.

Termasuk melakukan pengembangan 4G LTE, XL akan gencar memperluas layanan internet cepat 4D LTE dengan jangkauan ke 80 kota di seluruh Indonesia pada akhi 2016. Pengembangan jaringan 4G LTE tersebut diiringi dengarn pemasaran paket HotRod 4G yang menawarkan kuota data 4G dengan worry-free experience. Pelanggan dengan 4G LTE smartphone dapat mengakses internet secara high-speed dengan nyaman dan harganya pun terjangkau.

PRESIDEN DIREKTUR SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA, ELIN WATY




Elin memulai karier sebagai chief distribution officer  pada 2013. Pada September 2015, dia dipilih sebagai presiden direktur.

“Saya tertarik menggeluti bidang asuransi, karena ini adalah bisnis mulia. Membantu orang lain mengelola risiko hidup dan melindungi mereka dari potensi kerugian serta menjaga kualitas hidup para Icostumer,” ujar Elin.

Bisnis asuransi jiwa sangat bergantung pada kondisi ekonomi masyarakat. Menurut riset yang baru-baru ini dilakukan Fitch Rating Indonesia., pasar asuransi di tanah air adalah pasar yang resilient. Potensi ini terlihat disaat ekonomi melambat, namun tetap terjadi pertumbuhan dalam premi. Yang menjadi kendala adalah keadaran masyarakat terhadap produk asuransi masih rendah.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan, tingkat penetrasi industri asuransi konversional, hingga akhir September 2015 mencapai 2,51%. Angka tersebut merupakan perbandingan antara total premi bruto atau PDB. Ini artinya potensi bisnis asuransi untuk tumbuh masih sangat besar.”